VISIONER, inovator. Yang pertama mampu melihat jauh ke masa depan. Yang
kedua, bisa menciptakan sesuatu yang diperlukan oleh orang untuk hidup
nyaman dalam kondisi di masa depan itu.Dua kata itu menyatu dalam diri
lelaki berambut perak bernama Mike Lazaridis. Ia yang sejak kecil
maniak mengutak-atik barang elektronik dan tak selesai kuliah di
jurusan Teknik Elektro. Dia di-drop out, hanya dua bulan menjelang
wisuda di University of Waterloo, Kanada. Ia lebih memilih sibuk
mengurusi perusahaan yang ia dirikan sambil kuliah.
Pencipta Blackberry
Jejak karyanya sangat mungkin sekarang ada di genggaman Anda. Dialah
pencipta telepon pintar bernama BlackBerry, yang merevolusi dan
mengubah peta dan masa depan teknologi telepon cerdas.Hingga Juni tahun
2011 RIM, Researh in Motion – perusahaan yang dibela-belain Mike hingga
tak sempat wisuda, yang memproduksi BlackBerry itu - mencatat penjualan
lebih dari 100 juta unit.
Sebelum mengembangkan BlackBerry, pada tahun 1999 RIM bekerja sama
dengan RAM Mobile Data dan perusahaan ponsel Ericsson yang lebih dahulu
terkenal, mengembangkan Mobitex. Ini adalah perangkat data bergerak
yang dirintis oleh Ericsson.Hasilnya? Diluncurkanlah Inter@ctive Pager
950.
Agustus tahun 2000 produk ini mulai dipasarkan. Ukurannya kira-kira
sebesar sabun mandi. Di pasar ia bersaing dengan SkyTel, produk sejenis
– sama-sama pager dua arah - milik Motorola. Produk ini tak berhasil di
pasar. Lagi pula era pager lekas sekali jadi kuno.
Coba, perhatikan nama-nama merek itu: Mobitex, Inter@ctive Pager.
Nama-nama yang kini terasa amat norak, bukan? Itu sebabnya, pada tahun
2002, ketika RIM hendak mengembangkan produk baru Mike tak mau
sembarangan kasih nama.Produk itu, yang kelak kita gilai sebagai
BlackBerry, punya fasilitas push e-mail, bisa menyelancari internet,
komunikasi teks dan tentu saja bisa menelepon. Apa nama yang cocok
untuk merangkum semua manfaat itu?
RIM memaki jasa Lexico Branding di California. Sebuah perusahaan
konsultan merek. David Placek, si bos Lexicon mula-mula mencari nama
yang bisa menonjolkan kemampuan e-mail peranti cerdas baru itu. Mentok.
Akhirnya, ditetapkan syarat lain: nama baru itu harus terkesan lebih
natural, menghibur dan menyenangkan.
”Pokoknya bisa menurunkan tekanan darah,” kata Placek.Salah seorang tim
perumus nama itu suatu saat memperhatikan kibor kecil-kecil hitam pada
prototipe Blackberry. Di matanya tampak seperti susunan biji semangka.
Lalu mulailah ditelusuri nama-nama yang berdasar pada kesan itu, dari
strawberry ke melon, sampai nama-nama buah lain.
Tak ada yang memuaskan sebelum akhirnya sampai pada kata BlackBerry,
kata ini enak didengar dan pas pula dengan warna bendanya yang hitam
legam.”BlackBerry mudah melekat di ingatan, lebih baik daripada
nama-nama seperti ProMail atau MegaMail,” kata Placel.
Saya kira, seandainya dua nama ‘lebay’ itu yang dipakai, BlackBerry tak sesukses sekarang.
BlackBerry kini terjual di 91 negara, bekerja sama dengan 500 operator,
dan menguasai 20.8 persen pasar telepon pintar. Hanya kalah dengan
Nokia Syimbian OS.Placel pun kini punya rumus manjur tentang merek,
belajar dari keberhasilan BlackBerry, ”Kalau produk Anda ingin dapat
perhatian, jangan pakai nama yang menjelaskan sesuatu, Anda harus
menciptakan konsep baru!” katanya.
BlackBerry adalah produk yang merebut perhatian. Dengannya pelanggan
merasa diistimewakan dan kecanduan. Sampai-sampai Websers New Word
Dictionary memilih kata krackberry menjadi ”Kata Baru Paling Keren
tahun 2006”, mengalahkah “netroot” dan “neuroeconomic”. krackberry
merujuk pada pecandu BlackBerry. krack adalah sinonim dari kokain, yang
memang mudah bikin ketergantungan, bukan?
Tiap unit BlackBerry adalah unik, karena ditandai dengan satu PIN yang
dengan kode kombinasi delapan angka dan huruf itu pengguna bisa
berkomunikasi lewat teks berkat BlackBerry Mesenger.
Mike Lazaridis, lahir 14 Maret 1961, di Istambul Turki. Orangtuanya
berdarah Yunani. Pada usia lima tahun, ia ikut keluarganya pindah ke
Kanada. Mereka menetap di Windsor, Ontario.
Mike sudah menunjukkan bakat, kepintaran dan ketekunannya sejak kecil.
Pada usia 12 tahun, di tahun 1979, dia memenangkan hadiah dari
Perpustakaan Umum Windsor karena ia telah membaca semua buku sains
koleksi perpustakaan tersebut. Sejak kecil ia candu membaca.
Saya tak bisa bayangkan, apa bakatnya seandainya di kota itu tak ada
perpustakaan umum yang bagus. Mungkin bakat itu akan tersia-sia.
Mike beruntung karena orangtua dan lingkungan sekolahnya sangat
memungkinkan ia mengembangkan bakat dan minatnya pada elektronika.
Tahun 1979, ia mulai kuliah di University of Waterloo, Ontario, Kanada.
Di sinilah ia mulai merintis RIM. Tahun 1984, semasa masih mahasiswa,
Mike ikut lomba tender di perusahaan raksasa otomotif General Motors.
Proyeknya adalah merancang sistem display pengontrol jaringan komputer.
Dia menang dan dapat hadiah berupa kontrak kerja senilai 500 ribu dolar
AS.
sumber :
vivanews